Stunting berperan dalam penentuan kualitas hidup seorang anak, jika seorang anak mengalami sunting, maka hal ini akan mempengaruhi tidak hanya bentuk fisik seorang anak tetapi juga mempengaruhi kemampuan kognitifnya. Selain itu efek jangka panjang yang lain adalah terjadinya proses gangguan metabolic yang akan menghasilkan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular tersebut termasuk adalah hipertensi, obesitas, penyakit jantung coroner, dan penyakit gangguan metabolism lainnya. untuk itu perlu diterapkan upaya mitigasi dini untuk melindungi dampak jangka panjang dan lebih luas. Yang pada akhirnya akan menurun pada 100 tahun alur generasi, yang jika ditangani dan dicegah dengan baik akan menempatkan generasi berikutnya dengan potensi lebih baik. Pencegahan stunting penting dilakukan pada masa periode emas yaitu 1000 pertama kehidupan. Meliputi masa anak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Pengetahuan adalah kunci dalam mengentaskan stunting terutama di Indonesia dan Sumatera Utara khususnya. Saat ini kasus stunting masih ditemui di berbagai wilayah di Indonesia. Berbagai penyebab stunting antara lain adalah kurangnya asupan gizi yang tepat, kurangnya kesadaran memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, kurangnya monitoring tumbuh kembang anak, kurangnya kebersihan diri dan lingkungan, perilaku dan pola asuh yang salah dalam keluarga, dan pengetahuan tentang gizi yang dapat memberikan pengaruh kepada seluruh keluarga. Pengetahuan ini difokuskan kepada pengetahuan tentang gizi sehingga hal ini dapat memberikan pemahaman dalam keluarga terutama pada keluarga inti.