Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan (skill). Selain itu hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan watak (karakter) merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di sekolah. Karakter pada umumnya dihubungkan dengan watak, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang sebagai jati diri atau karakteristik kepribadiannya yang membedakan seseorang dari orang lain. Dengan kata lain, karakter merupakan kebiasaan baik seseorang sebagai cerminan dari jati dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hill bahwa, “Character determines someone’s private thoughts and someone’s action done. Good character is the inward motivation to what is right, according to the highest standard of behavior in every situation”.
Kepribadian seseorang, dapat menentukan cara berpikir dan bertindak berdasarkan motivasi terhadap kebaikan dalam menghadapi segala situasi. Cara berfikir dan bertindak tersebut, telah menjadi identitas diri dalam berbuat dan bersikap sesuai dengan yang menurut moral itu baik, seperti halnya: jujur, bertanggung jawab, dan mampu bekerjasama dengan baik. Pendapat di atas, sejalan dengan pendapat Berkowitz bahwa, “Character as an individual’s set of psychological characteristic that affect that person’s ability and inclination to function morally”.
Dapat dipahami bahwa, karakter adalah seperangkat karakteristik psikologis yang dimiliki setiap individu dan berpengaruh terhadap kemampuan dan kecenderungan untuk berfungsi secara moral Dari segi etimologi, karakter berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti “Mengukir corak, mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan dalam sebuah tindakan sesuai dengan kaidah moral, sehingga dikenal sebagai individu yang berkarakter mulia”. Sedangkan dari segi terminologi, karakter dipandang sebagai “Cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu dalam kehidupan sehari-hari dan bekerjasama di lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan.
Kepribadian seseorang agar dapat melakukan tindakan sesuai dengan moral yang berlaku di lingkungan tempat tinggalnya, harus diawali dengan adanya kesadaran diri untuk berperilaku sesuai norma-norma yang berlaku, memiliki pemahaman tentang pentingnya menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta berkomitmen untuk menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam bentuk perilaku dan tindakan.