Konsep pendidikan Islam selalu melahirkan generasi terbaik yang berakhlak mulia, mencintai ilmu, dan bermanfaat bagi seluruh alam. Perbedaan yang sangat jauh dengan konsep pendidikan modern saat ini, yaitu terjadinya degradasi moral, hanya sebatas mencintai gelar dan jabatan serta merusak tatanan kehidupan.

Dahulu setiap muslim belajar dikarenakan kecintaannya terhadap ilmu itu sendiri sebagai sarana untuk mencari ridha Allah جل جلاله. Karena itu karya-karya yang dihasilkan oleh ilmuan muslim tak pernah lekang oleh waktu. Abbas bin Firnas seorang ilmuan muslim pertama yang pernah melakukan percobaan penelitian tentang pesawat terbang di abad ke-8 Masehi. Lalu, karya tersebut diadopsi oleh ilmuan barat bernama Wright bersaudara di abad ke-19. Selanjutnya di abad ke-20 desain kaku tersebut disempurnakan oleh seorang ilmuan muslim yang berasal dari Parepare, Sulawesi Selatan, Negara Kesatuan Republik Indonesia bernama Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibi, FREng.

Habibi kecil dididik oleh orang tuanya menggunakan konsep Islam, beliau belajar tersebab mencintai ilmu bukan karena kecintaan terhadap materi. Berbeda dengan kebanyakan orang saat ini yang belajar hanya untuk mengejar gelar, jabatan, bahkan hanya untuk merendahkan orang lain. Sebenarnya masih banyak fakta-fakta sejarah yang gemilang terkait prestasi ilmuan muslim di dunia. Hanya saja ada suatu usaha yang dilakukan secara sistematis untuk menghapus jejaknya.

Kesuksesan pendidikan anak yang telah dipersiapkan sebelumnya dapat menyempurnakan kebahagiaan orang tua ketika melihat anaknya mampu membentuk keluarga yang dirindukan surga. Sebab, tujuan akhir dari perjalanan hidup ini adalah ketika telah menginjakkan kaki di surga. Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Kapan seorang itu berhenti dan beristirahat?” Imam Ahmad bin Hambal menjawab, “Jika kita telah menginjakkan kaki di surga, maka di sanalah kita akan beristirahat.”

Tags: Buku Motivasi, Kang Dimas, Mencetak Generasi Yang Di rindukan Surga, Motivasi