Pandemi Covid-19 berdampak pada perubahan cara kerja, termasuk adaptasi teknologi dalam pekerjaan. Meskipun, adaptasi kebiasaan baru menunjukan kebangkitan perekonomian, namun untuk sebagian karyawan mengalami masalah penyesuaian, begitu juga efektifitas organisasi. Perubahan struktur kerja dan teknologi sebenarnya tidak hanya karena pandemic Covid saja, namun era revolusi industri 4.0 memang menuntut digitalisasi dalam segala aspek kehidupan. Terutama yang terdampak pada tenaga kerja di industri pariwisata (Casado-Aranda et al., 2021), termasuk sektor perhotelan di Indonesia (Japutra & Situmorang, 2021). Beberapa strategi manager hotel yaitu meningkatkan kesehatan dan keselamatan, memberikan layanan daring, menawarkan promosi “working from hotel”, pengurangan gaji, dan memotivasi karyawan untuk multitasking. Masalahnya, karyawan dihadapkan dengan perubahan lingkungan yang sering terjadi, kemungkinan akan menurunkan komitmen hingga berhenti kerja akibat beratnya beban, padahal kepuasan pelanggan hotel tergantung dari kinerja karyawan (Jung et al., 2021). Salah satu perubahan organisasi yang terjadi selama pandemi Covid-19 ditandai kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang sertifikasi CHSE dan pedoman penerapan dari aspek kesiapan SDM hotel untuk menjalankan prosedur protokol kesehatan. Apalagi kepercayaan konsumen untuk memilih lokasi penginapan melihat dari faktor tersebut. Temuan penelitian terdahulu menunjukan pengaruh penerapan program adaptasi CHSE terhadap kepuasan pengunjung destinasi wisata terhadap pengembangan ekonomi pariwisata dan industri kreatif (Arlinda & Sulistyowati, 2021). Maka, dibutuhkan dukungan organisasi untuk menghadapi perubahan, sehingga karyawan dapat terlatih untuk memiliki keahlian baru. Namun, sebelum membuat perubahan, riset pasar harus dilakukan untuk menilai apakah perubahan akan mengecewakan pelanggan yang sudah ada atau justru dapat menarik pelanggan baru ke hotel, karena kesulitan keuangan perusahaan, biaya perubahan, dan kurangnya sumber daya diidentifikasi sebagai kendala utama perubahan organisasi di hotel
Apalagi kepercayaan konsumen untuk memilih lokasi penginapan melihat dari faktor tersebut. Temuan penelitian terdahulu menunjukan pengaruh penerapan program adaptasi CHSE terhadap kepuasan pengunjung destinasi wisata terhadap pengembangan ekonomi pariwisata dan industri kreatif (Arlinda & Sulistyowati, 2021). Maka, dibutuhkan dukungan organisasi untuk menghadapi perubahan, sehingga karyawan dapat terlatih untuk memiliki keahlian baru. Namun, sebelum membuat perubahan, riset pasar harus dilakukan untuk menilai apakah perubahan akan mengecewakan pelanggan yang sudah ada atau justru dapat menarik pelanggan baru ke hotel, karena kesulitan keuangan perusahaan, biaya perubahan, dan kurangnya sumber daya diidentifikasi sebagai kendala utama perubahan organisasi di hotel.