Sebelum pandemi COVID-19, perkembangan industri penyablonan di Indonesia terus mengalami peningkatan, khususnya pada industri penyablonan gelas. Akan tetapi, pada dua tahun terakhir produksi gelas kemasan mengalami kemunduran. Beberapa permasalahan yang menyebabkan kemunduran, seperti berkurangnya permintaan gelas kemasan karena menurunnya penjualan minuman kemasan selama pandemi COVID-19. Peralatan yang digunakan masih dioperasikan secara manual sehingga kapasitas produksi masih rendah. Keterbatasan peralatan yang digunakan sehingga usaha gelas kemasan lambat berkembang. Hal ini mengakibatkan produksi sablon mengalami kemunduran karena tidak didukung oleh peralatan yang memadai untuk melakukan produksi dalam jumlah besar
Pembuatan mesin sablon yang telah dilakukan merupakan penelitian terapan dari proses “manual” menjadi semi otomatis. Pada mesin sablon ini masih ditemukan kekurangan yang dimilikinya. Salah satu kekurangan hasil penyablonan yaitu mesin sablon ini hanya dapat menghasilkan satu produk dalam satu kali siklus kerja. Prinsip kerja dari penerapan mesin sablon ini masih sama seperti alat sablon yang sudah ada, yaitu dengan langkah kerja screen bekerja naik turun, sedangkan rakel bekerja maju mundur. Namun pada mesin sablon semi otomatis ini sudah menggunakan penggerak mekanik yang diperoleh dari sistem penggerak motor listrik yang merupakan konversi gerakan rotasi menjadi gerakan translasi yang sebelumya menggunakan tenaga manusia. Pada mesin ini screen yang sudah memiliki pola menekan gelas dan rakel membawa cairan tinta dengan gerakan maju mundur menuju bagian screen yang terdapat pola sehingga tercetak pola yang telah ditentukan. Mesin dengan meja sablon yang telah dikembangkan ditunjukkan pada Gambar 1.2 (Maulana H dan Suhartini, 2018). Meja sablon ini telah dioperasikan secara semi otomatis.