FISIKA MODERN BERBASIS MULTIREPRESENTASI BAGAIMANA MENGAJARKAN MELALUI TPACK?

Kategori: Edukasi » Non Fiksi » Refrensi | 150 Kali Dilihat
FISIKA MODERN BERBASIS MULTIREPRESENTASI BAGAIMANA MENGAJARKAN MELALUI TPACK? Reviewed by elmarkazistore on . This Is Article About FISIKA MODERN BERBASIS MULTIREPRESENTASI BAGAIMANA MENGAJARKAN MELALUI TPACK?

Teori gelombang dari Huygens bahwa gelombang memerlukan medium rambatnya untuk mencapai suatu tempat dan setelah Maxwell menyatakan bahwa cahaya tidak lain adalah gelombang elektromagnetik, maka para pakar fisika abad ke-19 segera melakukan berbagai usaha untuk mempelajari sifat zat perantara sebagai rambatan gelombang elektromagnetik. Para pakar mengajukan hipotesis medium yang dinamakan… Selengkapnya »

Rating: 4.5
Preorder - Prosess 5-7 Hari
Harga: Rp 150.000 Rp 125.000
Order via SMS

082377338990

Format SMS : NAMA LENGKAP#ORDER#NAMA PRODUK#JUMLAH#ALAMAT PENGIRIMAN
Pemesanan Juga dapat melalui :
SKU : FMB095
0.3 Kg
18-11-2022
Detail Produk "FISIKA MODERN BERBASIS MULTIREPRESENTASI BAGAIMANA MENGAJARKAN MELALUI TPACK?"

Teori gelombang dari Huygens bahwa gelombang memerlukan medium rambatnya untuk mencapai suatu tempat dan setelah Maxwell menyatakan bahwa cahaya tidak lain adalah gelombang elektromagnetik, maka para pakar fisika abad ke-19 segera melakukan berbagai usaha untuk mempelajari sifat zat perantara sebagai rambatan gelombang elektromagnetik. Para pakar mengajukan hipotesis medium yang dinamakan eter yang terdapat di antara matahari dan planet planet meskipun di ruang hampa.

Pada tahun 1887, Michelson dan Morley dua orang ilmuwan Fisika berkebangsaan Amerika mengukur kelajuan eter dengan menggunakan interferometer. Hakekat percobaan ini membandingkan kelajuan cahaya sejajar dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari. Andaikan eter itu diam di alam semesta ini diharapkan ada kelajuan relatif eter terhadap bumi yang bergerak mengelilingi matahari. Percobaan ini berdasarkan prinsip penjumlahan vektor, dengan menggunakan penalaran gerak perahu yang menyeberangi sungai.

Michelson dan Morley mencoba mengukur kecepatan aliran eter, bila eter itu memang ada, dengan menggunakan interferometer. Susunan ini terdiri dari sumber cahaya, sebuah beam splitter (BS) yang berguna sebagai pemecah berkas dan dua buah cermin. Berkas cahaya dari sumber akan dipecah menjadi dua berkas oleh cermin transparan. Sebagian berkas akan dipantulkan ke arah cermin B dan sebagian akan diteruskan ke cermin A. Kedua berkas cahaya akan dipantulkan kembali menuju beam splitter (BS). Lintasan kedua berkas sama panjang karena jarak cermin B ke cermin transparan sama dengan jarak cermin A ke BS. Hasil interferensi dua berkas cahaya akan tergantung pada waktu tempuhnya. Cahaya yang merambat dalam arah horizontal yakni dari beam splitter (BS) ke cermin tetap dan dari cermin tetap ke BS memerlukan waktu sebesar:

Secara teoritis ada perbedaan waktu antara berkas cahaya yang merambat sejajar dengan eter dan berkas cahaya yang merambat tegak lurus terhadap ether,meskipun jarak yang ditempuhnya (perpindahannya) sama. Namun, fakta hasil pengukuran menunjukkan bahwa kedua berkas cahaya selalu tiba dalam waktu yang sama. Percobaan terus dilakukan oleh orang dan tempat yang berbeda, namun hasilnya selalu sama yaitu tidak ada perbedaan waktu tempuh dari kedua berkas cahaya tersebut. Michelson dan Morley pun telah mengubah arah interferometernya pada berbagai posisi. Namun bagaimana hasilnya? Mereka tidak mendeteksi adanya perubahan pola interferensi. Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa hipotesis tentang eter itu tidak benar (eter tidak ada), yang berarti juga kecepatan cahaya adalah sama untuk ke segala arah tidak bergantung pada kerangka acuan inersia.

 
Chat via Whatsapp